SEJARAH

Sejarah Biara OSF Telaga Kahuripan, Bogor

 

Sejarah lahirnya biara OSF di Telaga Kahuripan Bogor tak dapat dilepaskan dari keberadaan kompleks biara dan sekolah Marsudirini di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Letak geografis biara dan sekolah Marsudirini Tanjung Priok cukup dekat dengan laut. Setiap kali musim penghujan tiba, kompleks tersebut selalu terendam banjir. Kondisi itu mendasari rencana pengalihan kompleks Marsudirini Tanjung Priok ke tempat lain. Deus Providebit! Akhirnya, didapatkan tempat di Bogor, Jawa Barat. Dalam perjalanannya, melalui penyelenggaraan Tuhan pula, kompleks Marsudirini Tanjung Priok dapat terus eksis dan melanjutkan karyanya. Sementara, kompleks Marsudirini Bogor juga terus berkembang dalam karya-karya pelayanannya.

 

Pada tanggal 1 November tahun 2000, Sr. M. Rosali, OSF datang ke kompleks Telaga Kahuripan, Bogor. Tepatnya, di Jalan Raya Parung Km. 47,5, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Pada waktu yang sama, Sr. M Yosea, OSF diantar oleh Sr. M. Clarina, OSF datang ke kompleks tersebut. Kehadiran kedua suster, Sr. M. Rosali, OSF dan Sr. M. Yosea, OSF menandai lahirnya Komunitas Hati Kudus Yesus Telaga Kahuripan yang bertujuan mendirikan kompleks Sekolah Marsudirini.

 

Secara geografis, kompleks Marsudirini Telaga Kahuripan berdiri di area seluas 2,4 hektare. Terletak jauh dari hiruk pikuk kota. Berada di kawasan alami yang masih memiliki banyak pepohonan serta ruang terbuka hijau yang cukup luas. Secara hierarkis gerejawi, kompleks Marsudirini Telaga Kahuripan bernaung di bawah kewenangan Keuskupan Sufragan Bogor.

 

Peletakan batu pertama pada tanggal 10 November tahun 2000 bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan menandai awal berdirinya TK dan SD Marsudirini Bogor. Setelah proses pembangunan selama sekitar dua tahun, akhirnya, kelas pertama dibuka pada tahun ajaran 2002/2003. Kepala TK dan SD pertama adalah Sr. M. Rosali, OSF. Bapa Uskup Bogor, Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM didampingi oleh dua pastor diosesan Bogor, RD. Suyut dan RD. Sumardiyo memberkati gedung sekolah pada tanggal 23 September 2003. Acara pemberkatan tersebut disaksikan oleh Sr. M. Yosetta Herawati sebagai Provinsial OSF dan Sr. M. Yohannette, OSF selaku Ketua Perhimpunan Pelayanan Pendidikan Marsudirini. Selain para orang tua siswa, acara pemberkatan dihadiri pula oleh para suster beserta guru TK dan SD Marsudirini Matraman dan Bekasi serta perwakilan umat Paroki St. Joannes Baptista Parung.

 

Dalam perkembangannya, Sekolah Marsudirini Bogor mendirikan SMP dan mengawali karya pelayanan pendidikan pada tanggal 14 Juli 2003. Dra. Sr. M. Paulo, OSF menjadi kepala sekolah yang pertama.

 

Tanggal 8 Desember 2004, peletakan batu pertama pembangunan gedung Biara Hati Kudus Yesus Telaga Kahuripan, Bogor. Diawali dengan ibadat yang dipimpin oleh Pastor Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor, RD. Benyamin Sudarto. Acara tersebut dihadiri oleh Provinsial OSF, Sr. M. Yosetta Herawati, OSF serta beberapa pejabat pemerintah setempat. Pihak yang hadir yaitu Wakil Bapak Camat, Bapak Kapolsek, Bapak Lurah, Bapak Ketua RW, dan Ketua RT. Segenap perwakilan dewan paroki Santo Joannes Baptista, Parung juga turut hadir dalam acara tersebut.

 

Untuk meningkatkan sekaligus mengembangkan karya pelayanan pendidikan kepada Gereja dan masyarakat, tiga tahun setelah SMP berkarya, pada tahun 2006, SMA Marsudirini Bogor berdiri dan memulai karyanya. Pada awal berdiri, SMA dipimpin oleh Sr. M. Coleta, OSF selaku kepala sekolah. Sejak saat itu, kompleks Sekolah Marsudirini Bogor menjadi lengkap. Melayani siswa dari jenjang TK hingga SMA.

 

Dari tahun ke tahun, jumlah siswa terus meningkat. Sekolah Marsudirini Bogor makin dikenal oleh masyarakat. Tak terbatas di wilayah Bogor, bahkan banyak peminat dari luar kota bahkan luar pulau yang tertarik bersekolah di Marsudirini Bogor. Menanggapi kebutuhan masyarakat tersebut, pada tahun 2008, Sekolah Marsudirini menyelenggarakan Asrama Pendidikan bagi siswa SMP dan SMA yang berasal dari luar kota dan luar pulau. Tersedia asrama putra serta asrama putri dengan lokasi gedung terpisah.

 

Pada 25 April 2012, diselenggarakan perayaan Ekaristi pemberkatan gedung biara yang baru. Gedung biara lama yang diberkati pada tahun 2002 dialihfungsikan menjadi asrama putri Magdalena Daemen yang diperuntukkan bagi siswi SMP dan SMA. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Bapa Uskup Bogor, Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM didampingi oleh RD. Hariyono selaku Sekretaris Keuskupan Bogor, RD. Tukiyo, RP. Toucen, OFM, dan RP. Bonifacius Budiman, OFM. Banyak tamu yang hadir, yaitu para suster OSF dari komunitas Matraman, Tanjung Priok, Bekasi. Sr. M. Susanna Heri Susanti, OSF selaku Provinsial, Sr. M. Theresie Sri Marwanti, OSF selaku Ketua Yayasan Marsudirini, para guru, siswa, karyawan kompleks Marsudirini Telaga Kahuripan, serta para religius Keuskupan Bogor turut hadir dalam acara pemberkatan tersebut.

 

Pada tahun 2012, Sekolah Marsudirini Bogor terdaftar sebagai sekolah inklusi. Sejak saat itu, sekolah Marsudirini Bogor resmi menerima dan melayani para siswa berkebutuhan khusus dari jenjang TK hingga SMA. Bersama dengan Gereja, Sekolah Marsudirini Bogor terus berupaya meningkatkan karya pelayanan khususnya di bidang pendidikan sebagai Sekolah Katolik Inklusi Berasrama.

 

Pada 10 Mei 2014,      bersamaan dengan pesta hari jadi Kongregasi OSF yang ke-179, di Komunitas Biara Hati Kudus Yesus Telaga Kahuripan diadakan pemberkatan gedung asrama putra. Perayaan Ekaristi dipersembahkan oleh Bapa Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. Setelah Ekaristi, Bapa Uskup langsung memberkati gedung asrama putra yang diberi nama Asrama Fransiskus Assisi.

 

Tahun 2019, Seminari Menengah Stella Maris Bogor pindah gedung. Seminari yang semula berlokasi di Jalan Kapten Muslihat, Bogor berpindah ke kompleks Perumahan Telaga Kahuripan, berdampingan dengan Sekolah Marsudirini Bogor. Sebagai wujud dukungan sekaligus pelayanan terhadap Gereja Keuskupan, mulai tahun 2019, SMA Marsudirini menjalin kerja sama dengan Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor. SMA Marsudirini menerima para seminaris kelas persiapan pertama (KPP) sebagai siswa SMA. Para seminaris menjalani pendidikan SMA mulai kelas X sampai kelas XII.